-->

Makalah Akhlak Tasawuf

Post a Comment

TAUBAT

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Beakang

Taubat dalam ajaran Islam memiliki pengertian yang luas, karena ia menyangkut penataan kembali kehidupan manusia yang sudah berantakan, dan perbaikan kembali mental seseorang yang sudah rusak akibat perbuatan dosa dan maksiat yang telah dilakukannya. Disamping perintah dan anjuran taubat banyak terdapat dalam Al-Qur’an dan sunah ia juga dibahas dalam ilmu syari’ah,tasawuf,ahlak,dan filsafat islam. Karena taubat dalam Islam merupakan amr ‘ajib dan tabdir hakim serta kekuatan penyelamatan bagi kehidupan manusia yang berantakan dan jiwa yang terganggu dan sakit.

 Taubat merupakan hak setiap manusia,baik yang berdosa atau tidak. Ia merupakan jalan yang menyelamatkan manusia dari kehancuran sesudah melakukan perbuatan dosa dan maksiat untuk memperoleh ampunan Allah dan keridhoanNya. Ia merupakan pertanda kelapangan dan kemudahan agama Islam serta merupakan sumbangan islam yang besar kepada umat manusia dalam hal pengampunan dosa. Nabi Muhammad Saw merupakan rosul yang datang membawa taubat.

Jalan terbaik untuk membebaskan seseorang dari rasa berdosa dan bersalah adalah usuha manusia itu sendiri sehubungan dengan usaha batin yang bersifat sendiri dan mandiri ini,dengan maka taubat yang ada dalam ahlak adalah salah satu usaha yang baik untuk memperbaiki kesehatan mental orang yang terganggu. Taubat itu merupakan usaha manusia untuk membebaskan dirinya dari pengaruh perbuatan dosa dan maksiat dan usaha untuk menata kembali kehidupan yang sudah rusak.



B.     Rumusan Masalah
  1. Bagaimana yang dimaksud dengan taubat ?
  2. Apa saja syarat-syarat taubat?
  3. Bagaimana macam-macam taubat?
  4. Bagaimanak derajat orang bertaubat?
  5. Bagaimana peran taubat dalam mengobati gangguan jiwa?
  6. Bagaiman taubatnya seorang sufi?

C.     Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan taubat.
  2. Untuk mengetahui syarat-syarat taubat.
  3. Untuk.mengtahui macam-macam taubat.
  4. Untuk mengethui derajat orang yang bertaubat.
  5. Untuk mengetahui peran taubat dalam mengobati gangguan jiwa.
  6. Untuk mengetahui taubatnya seorang sufi.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Taubat

Secara Bahasa taubat berasal bahasa Arab taaba – yatuubu – taubatan yang berarti kembali. Maksudnya, kembali dari segala yang tercela menurut agama Islam , menuju semua hal yang terpuji. Sedangkan menurut istilah taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah dari segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan, baik secara sengaja atau tidak sengaja, dahulu, sekarang dan yang akan datang.

Menurut Al-Ghazali, bahwa taubat adalah suatu pengertian yang tersusun secara berurutan dari tiga hal, yaitu: ilmu, hal (kondisi spiritual) dan perbuatan. Ilmu adalah mengetahui seberapa besarnya dosa dan keberadaannya sebagai tabir penghalang antara hamba dan setiap yang dicintai. Jika hamba telah mengetahui hal tersebut secara benar dan penuh keyakinan hati maka dari pengetahuan ini akan muncul rasa sedih akibat kehilangan apa yang dicintai. Sebab, apabila hati merasa kehilangan apa yang dicintainya maka ia akan merasa sedih, dan setiap hal yang tidak dapat dilakukannya akan disesalinya. Rasa sedihnya tidak dapat melakukan apa yang dicintainya ini disebut penyesalan. Bila rasa sedih ini mendominasi hati maka dari rasa sedih di dalam hati ini akan muncul suatu keadaan lain yang disebut iradah (kehendak) dan qashd (keinginan) kepada perbuatan yang memiliki hubungan dengan masa sekarang, masa lalu dan masa akan datang.

Jadi ilmu merupakan factor utama dan perintis berbagai hal kebaikan. Ilmu yang dimaksud disini ialah iman dan keyakinan (al-yaqin). Pengetahuan, penyesalan dan keinginan yang berkaitan dengan masa sekarang, masa yang akan datang dan menyesali apa yang telah lewat merupakan tiga hal yang tercapai secara berurutan. Ketiganya disebut taubat, bahkan sering kali istilah taubat dipakai untuk arti penyesalan saja. Sedangkan pengetahuan dijadikan sebagai pendahuluan, dan tindakan meninggalkan (dosa yang pernah dilakukan) dijadikan sebagai buah. Dengan pengertian inilah Nabi saw bersabda:”Taubat adalah penyesalan.”Dengan pegertian ini taubat dikatakan bahwa arti taubat adalah mencarinya apa yang ada di dalam karena kesalahan yang telah terjadi.

Dikatakan pula, bahwa taubat adalah api yang menyala didalam hati dan letupan hati yang tidak melebar. Atau, taubat adalah melepas pakaian kesangaran dan menyebarkan hamparan kesetiaan.

Sahal bin Abdullah at-Tasturi berkata, “Taubat adalah bergantinya berbagai gerakan yang tercela dengan berbagai gerakan yang terpuji. Tetapi hal ini tidak tercapai secara sempurna kecuali dengan berkhalwat, diam dan memakan yang halal.

Berbagai pendapat tentang definisa Taubat ini tidak terhitung banyaknya. Tetapi mencari pengetahuan tentang berbagai hakikat persoalan adalah lebih penting ketimbang mencari lafazh semata-mata.

B.     Syarat- Syarat Taubat

Menurut para ulama’, taubat itu wajib. Adapun syarat-syarat taubat, yaitu:
  1. Dia harus menghentikan maksiatnya.
  2. Dia harus menyesali perbuatan yang sudah terlanjur dilakukannya.
  3. Dia harus berniat dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan itu kembali.

Jika salah satu syarat tidak dipenuhi maka taubatnya tidak sah. Jika manusia melakukan maksiat kepada sesama manusia, maka syaratnya ada empat, yaitu tiga syarat yang telah disebutkan di atas, dan ditambah  membersihkan atau membebaskaan diri dari hak tersebut, dengan cara:
  1. Apabila berupa harta benda, maka harus mengembalikan
  2. Apabila berupa menuduh zina dan semisalnya, maka harus menyerahkan diri kepada orang yang punya hak atau meminta maaaf kepadanya.
Diantara syarat lain dari taubat adalah menggalkan persahabatan dengan orang-orang yang jahat dan orang-orang fasik yang mendorongnya untuk melakukan maksiat dan menjauhkannya dari ketaatan.[1]

C.     Macam- macam Taubat


Menurut Dzun Nun Al-Mishir taubat debadakan atas dua macam.yaitu taubat awam dan taubat khawas. Taubat orang awam adalah taubat dari dosanya. Taubat orang terpilih adalah taubat dari kekhilafannya. Taubat para nabi adalah taubat dari kesadaran mereka akan ketidak mampuan mencapai apa yang telah di capai orang lain.

Bagi golongan khawas atau orang yang telah jadi sufi yang di pandang dosa ialah ghoflah atau terlena mengingat tuhan. Ghoflah itulah yang merupakan dosa yang mematikan.ghoflah ialah sumber munculnya segala dosa.Dengan demikian taubat merupakan pangkaltolak peralihan dari hidup lama atau ghoflah ke kehidupan baru secara sufi. Yakni hidup dengan mengingat tuhan sepanjang masa, taubat berarti mengalami mati di dalam hidup atau dalam istilah jawa “ mati sajroning urip”Yakni suatu poses peralihandengan mematikan cara hidup lamayang ghoflah.dan memberi cara hidup baru.Hidup sufi yang selalu ingat dan dekat pada tuhan dalam segala keadaan.Dalam kalangan ahli torekat proses peralihan atau taubat ini di jalankan dengan upacara inisiasi atau baiat.Pda upacara ini calon sufi dimandikan dan diberi pakaian seperti halnya mayat dikafni. Yakni sebagai symbol taubat ,mematikan cara hidup lama dan beralih ke kehidupan thorekat.

D.    Derajat taubat
1. Taubatan Nashuha

Orang yang bertaubat akan memainkan peranannya yang besar dalam kehidupan dan kesehatan mental orang yang berdosa dan bersalah. Ia akan mengubah jiwa yang terganggu menjadi sehat tenang dan sejahtera kembali. Ia akan mengubah kejahatan menjadi kebaikan, kegelapan menjadi cahaya,dan kebingungan menadi hidayah dan taufik.

2. Taubatan Istiqomah Sederhana

Taubat orang yang istiqomah dalam menaati ajaran pokok agama dan menjauhi dosa-dosa besar. Bedanya dengan taubat nasuha hanya orangnya gtidak terlepas dari perbuatan dosa-dosa kecil yang dilakukannya tanpa suatu kesengajaan yang khusus.karena itu tingkatan jiwa yang dimilikinya tidak sampai pada jiwa yang tenang, tai hanya al-nafs al-lauwamat yaitu jiwa yang menyesali dirinya.Derajat taubat dan tingkatan jiwa yang dimiliki orang yang bertaubat semacam ini masih dipandang baik oleh agama.

3. Taubat Istiqomah Sementara

Taubat orang yang dikalahkan olehhawa nafsunya dalam sebagian besar dosa. Ia tetap menjalankan erbuatan taat kepada Allah dan meninggalkan sejumlah dosa, tapi dalam sebagian dosa ia di perintah oleh hawa nafsunya. Rasa menyesal setelah melakukan dosa dan maksiat masih ada dalam dirinya, dan untuk itu ia masih berharap ampunan Allah.Tingkatan jiwa yang dimiliki oleh orang yang bertaubat ini ialah al-nafs al-musauwalat yaitu jiwa yang diperbudak hawa nasfu.

4. Taubat Orang Yang Dosa dan Sesat

Taubat orang yang tidak punya rasa menyesal dalam dirinya setelah melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Ia tidak mau memperbaiki diri setelah bertaubat.setelah bertaubat ia tetap berbuat jahat dan memperturutkan hawa nafsunya karena itu tingatan jiwa yang dimiliki hanya tingkatan yang paling bawah yaitu Al- Nafs Al- amarat bi al- su’ yaitu jiwa yang menyuruh berbuat jahat.Dengan kata lain taubat orang yang sesat adalah taubat orang yang hanya di ujung lidah.

E.     Peranan Taubat dalam mengobati gangguan kejiwaan
Taubat banyak hubungannya dalam mengobati gangguan kejiwaan dalam kesehatan mental, karena taubat dalam ajara islam berfungsi sebagai obat bagi gangguan kejiwaan, terutama yang disebab kan oleh rasa berdosa dan bersalah.

Sabda Rosulallah saw , yang artinya sabda Rosuluallah kepada sahabat-sahabatnya maukah kamu saya tunjukkan apa penyakitmu dan apa obatnya? Para sahabat menjawab; Mau ya Rosulallah! Kemudian Rosulallah menunjukkan : kalau penyakitmu dosa,maka obatnya adalah taubat.

Dari hadist di atas jelas, bahwa taubat merupakan obat bagi penyakit dosa. Faktor-faktor kejiwaan yang berhubungan dengan gangguan kejiwaan:

1. Kesadaran

Taubat dalam islam dapat menimbulkan kesadar bagi seseorang. Dengan kesadaran orang dapat menerima dirinya, menata kehidupannya kembali dan mengadakan integrasi diri, baik dengan diri sendiri maupun dengan lingkungan alam sekitar.Dengan taubat orang dapat menemukan keterpaduan dirinya kembali setelah terpecah-pecah sebelumnya.

2. Pengakuan Dosa

Pengakuan dosa adalah salah satu unsur penting dalam taubat.pengakuan dosa adalah pengakuan kembali perbuatan dosa dan kesalahan yang pernah di perbuat secara benar dan jujur disertai dengan menyebutkan sifat atau jenis jumlah dosa yang diperbuat. Pengakuan dosa biasanya timbul dalam orang yang berdosa setelah ia mengadakan pemeriksaan kepada dirinya ataupun melalui jalan agama, dan bantuan orang lain terhadapnya.bagi orang yang telah mengaku perbuatan dan kesalahan yang pernah diperbuanya. Akhir dari sikap ini adalah mendorong orang untuk bertaubat dan minta ampun kepada Allah.

3. Penyesalan Orang Yang Bertaubat

Rasa Menyesal karena telah berbuat dosa dan kesalahan yang dibarengi dengan niat untuk memperbaiki hidup merupakan unsur penting dari taubat. Nabi Muhammad mengatakan bahw rasa menyesal atau al-nadam adalah arti dari taubat dan dapat menjadi kafarat bagi dosa seseorang. Orang-orang yang menyesali dirinya dalam arti diatas disebut orang yang bertaubat.

4. Keimana dan Ketaqwaan orang yang bertaubat

Dalam Al-Qur’an surat At-Taubat ayat 112 dan surat Ali Imron ayat 133 dan 135 Allah berfirman bahwa orang yang bertaubat adalah orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Keimanan yang merupakan singgasana orang yang bertaubat, dan sunber dari segala kebaikan. Ketaqwaan dalam arti ketaatan yaitu mentaati apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang.merupakan obat dari segala jenis ganguan jiwa.[2]


F.      Taubatnya Seorang sufi

Seorang sufi tidak hanya bertobat dari maksiat. Sebab dalam pandangannya,tobat model ini adalah tobatnya orang awam.Akan tetapi ia juga bertobat dari segala sesuatu yang menyibukkan hatinya dari Allah. ketika ditanya tentang taubat Dzunun Al Mishir seorang pengemuka sufi berkata tobat orang awam adalah tobat ari dosa sementara tobat tobat orang khawwash adalam tobat dari kelalaian.

yang bertaubat satu dengan yang lain.ada orang yang bertaubat dari dosa besar dan dosa kecil adapula orang yang bertaubat dari keplesetan dan kelalaian.dan orang yang bertaubat karena melihat hal-hal baik dan ketaatan.

Setiap kali seorang sufi memperbaiki pengetahuannya terhadap Allah  dan memperbanyakamalnya,maka taubatnya semakin mendalam.Barang siapa hatinya suci dari segala dosa dan kotoran,dan diterangi oleh nur-nur ilahi maka tidak tertutup bagingya penyakit-penyakit yang samar yang menerobos hatinyadan apa-apa yang mengeruhkan kesucian hatuinya tak kala berniat melakukan kesalahan.ketika itu ia akan lgsung bertobat karena malu kepada Allah yang selalu melihatnya.

Tobat juga harus diiringi dengan memperbanyak istifar baik di tengah malam maupun di siang haridengan demikian ini seorang sufi akan merasakan kehambaannya yang hakiki dan kelalaiannya dalam mengerjakan hak tuhan.[3]


Daftar Pustaka


Jaya,Yahya.1995.Peran Taubat dan Maaf dalam Kesehatan mental.Bandung:CV Ruhama.

Qodir Isa,Abdul.2011.Hakikat Tasawuf.Jakarta:Qhisti Prees.

[1] Abdul Qodir Isa, Hakekat Tasawuf,(Jakarta2011Qhisti Press) hlm 196

[2] Yahya Jya , Tubat dan Maaf dalam Kesehatan Mental (Bandung 1995CV Ruhama) hlm 52-66

[3] Abdul Qodir Isa,Hakikat Tasawuf (Jakarta 2011Qhisthi press) hlm 197-198

Related Posts

Comments

Subscribe Our Newsletter