-->

Makalah Pengertian Administrasi Pendidikan

Post a Comment
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manajemen pendidikan ialah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Ia mengerjakan fungsi-fungsinya dengan jalan mensugesti perbuatan orang-orang. Proses ini mencakup perencanaan, organisasi, koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sessuatu mengenai urusan sekolah yang eksklusif bekerjasama dengan pendidikan seklah menyerupai kurikulum, guru, murid, metode-metode, alat-alat pelajaran, dan bimbingan. Juga soal-soal wacana tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan, dan pembiayaan yang diharapkan penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya.

B.     Rumusan Masalah
1.    Pengertian Manajemen
2.    Pengertian Manajemen Pendidikan
3.    Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Pendidikan
4.    Paradigma Mengelola Pendidikan
5.    Unsur-Unsur Utama Dalam Proses Manajemen

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Manajemen
Kata manajemen bersal dari bahasa latin , yaitu dari asal kata mantis yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melaksanakan kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.[1]
Secara etimologi kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti "tangan". Bahasa Prancis kemudian mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur.[3]
Pengertian manajemen secara terminologi sebagai mana dikemukakan oleh Taylor (1974: 02 )adalah : Management, the art of management is defined as knowing exactly what you want to do, and then seing that they do  in the best and cheapest way.”Manajement ialah seni yang ditentukan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa yang ingin kau lakukan , dan mengawasi bahwamereka mengerjakan sesuatudengan sebaik- baiknya dan dengan cara semudah-mudahnya”.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai target secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan sanggup dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa kiprah yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.[5]
Apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih sanggup diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang sanggup diambil suatu kesimpulan definisi yaitu :
Manajemen ialah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada perjuangan kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan”.
Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi ialah sebagai berikut :
“Manajemen ialah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan perjuangan kerjasama sekelompok insan yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, semoga efektif dan efisien”.
Dari definisi-definisi tersebut sanggup disimpulkan bahwa di dalam pengertian
manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu:
a)      Usaha kerjasama,
b)      Oleh dua orang atau lebih, dan
c)      Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu perjuangan kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.

B.       Pengertian Manajemen Pendidikan
1.      Pengertian Manajemen Pendidikan Secara Umum
Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesia disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari “administratie” yang berarti tata-usaha. Dalam pengertian manajemen tersebut, manajemen menunjuk pada pekerjaan tulis-menulis di kantor. Pengertian inilah yang mengakibatkan timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, lantaran manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis.




2.      Pengertian Manajemen Pendidikan Menurut Ahli
  1. Menurut Leonard D. White, manajemen ialah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik perjuangan negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
  2. Menurut The Liang Gie, manajemen ialah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap perjuangan kerjasama sekelompok insan untuk mencapai tujuan tertentu.
Lebih lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian Manajemen  Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut :
  1. Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan bagi manusia.
  2. Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian kegiatan pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu bangsa.
  3. Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok insan yang tergabung dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga semoga tercipta kondisi kerja yang serasi tanpa mengorbankan unsur-unsur insan yang terlibat dalam kegiatan pendidikan itu.
  4. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yang dalam hal ini mencakup tujuan yang bersifat umum (skala tujuan umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan (skala tujuan khusus).
  5. Proses pengelolaan itu dilakukan semoga tujuannya sanggup dicapai secara efektif dan efisien.
Tujaun pokok mempelajari manajemen pendidikan ialah untuk memperoleh cara, tekhnik, metodeyang sebaik-baiknya di lakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas ( menyerupai tenaga, dana, fasilitas, personal, material, maupun spritual ) sanangat diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan produktif.



C.  Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Pendidikan
Manajemen dalam pendidikan diharapkan untuk mengantisipasi perubahan global disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan sanggup bersaing dalam periode globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh forum pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas/mutu pendidikan dalam pengelolaannya.
Suatu sistem pendidikan sanggup dikatakan berkualitas/bermutu, kalau proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga akseptor didik sanggup belajar sebanyak mungkin melalui proses mencar ilmu yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan.Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang bisa membelajarkan akseptor didik secara berkelanjutan, lantaran dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya insan yang sanggup menguasai pengetahuan,keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Oleh lantaran itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas, diharapkan manajemen pendidikan yang sanggup menggerakkan segala sumber daya pendidikan.Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen akseptor didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.
Menurut Handoko pentingnya manajemen dalam kehidupan ini disebabkan beberapa hal, antara lain:
a. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diharapkan pembagian kerja.
b. Perusahaan akan berhasil baik kalau manajemen diterapkan dengan baik.
c. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
d. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
e. Manajemen menimbulkan pencapaian tujuan secara teratur.
f. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama sekelompok orang.

D.      Paradigma Mengelola Pendidikan
Pada periode reformasi, masyarakat Indonesia menginginkan perubahan dalam semua aspek kehidupan bangsa.  Pembaharuan pada sektor pendidikan yang mempunyai kiprah strategis dan fungsional , juga memerlukan paradigma gres yang harus menekankan pada perubahan cara berpikir dalam pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan yang telah berjalan selama ini tidak bisa menjadi pelopor pembangunan di Indonesia, malahan pendidikan telah menghambat pembangunan ekonomi dan teknologi, buktinya ialah dengan adanya kesenjangan sosial, budaya, dan ekonomi. Berbagai problem yang timbul tersebut diakibatkan oleh semakin lemahnya pendidikan nasional. Pembaharuan pendidikan nasional yang telah fundamental dan menyeluruh harus dimulai dari mencari klarifikasi gres atas paradigma dan kiprah pendidikan dalam pembangunan . Paradigma tersebut harus berimplikasi pada perubahan perspektif dalam pembangunan pendidikan, mulai dari perspektif yang menganggap pendidikan sebagai sektor pelayanan umum ke perspektif pendidikan sebagai suatu investasi produk yang bisa mendorong pertumbuhan masyarakat di banyak sekali bidang kehidupan. Pendidikan sebagai faktor yang dipengaruhi oleh banyak sekali permasalahan yang terjadi dalam banyak sekali kehidupan.
Melalui paradigma gres tersebut, dimaksudkan pendidikan harus bisa melawan banyak sekali tantangan dan permasalahan yang terjadi dalam lingkungan kehidupan. Pendidikan dan kehidupan telah menyatu, maka pendidikan sanggup dikatakan sebagai proses memanusiakan manusia.
Berikut ini ialah langkah-langkah untuk melaksanakan rekonstruksi pendidikan dalam rangka membangun paradigma gres sistem pendidikan nasional :
1. Pendidikan nasional hendaknya mempunyai visi yang berorientasi pada demokratisasi bangsa.
2. Pendidikan nasional hendaknya mempunyai misi semoga tercipta partisipasi masyarakat secara menyeluruh. Pendidikan tidak hanya terfokus dalam penyiapan tenaga kerja, tapi untuk memperkuat kemampuan dasar pembelajar sehingga memungkinkan baginya untuk berkembang lebih jauhdalam konteks kehidupan global.
3. Substansi pendidikan dasar hendaknya mengacu pada perkembangan potensi dan kreativitas pembelajar. Pendidikan mengengah dan tinggi hendaknya diarahkan pada membuka kemungkinan pengembangan kepribadian secara vertikal (keilmuan) dan horisontal (keterkaitan antar bidang keilmuan).
4. Pendidikan dasar dan menengah perlu membuatkan sistem pembelajaran yang egaliter dan demokratis semoga tidak terjadi pengelompokan kelas atas dasar kemampuan akademik.
5. Pendidikan tinggi harus mempersiapkan dan memperkuat kemampuan dasar mahasiswa untuk memungkinkan mereka berkembang baik secara individu, anggota msyarakat, maupun sebagai warga negara dalam konteks global.
6. Kebijakan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, harus memperhatikan tahap perkembangan pembelajar dan kesesuaian dengan lingkungan, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, seni serta sesuai dengan jenjang masing-masing  satuan pendidikan dengan membuatkan proses pembelajaran kreatif.
7. Perlu mengaktualisasikan enam unsur kapasitas belajar, yaitu:
·         Kepercayaan (confidence)
·          Keingintahuan (curioucity)
·         Sadar tujuan (intensionality)
·         Kendali diri (self control)
·         Mampu bekerja sama (work together)
·         Kemampuan bergaul secara serasi dan saling pengertian (relatedness)
8.      Untuk menjaga relevansi outcome pendidikan, dengan mengimplementasikan filsafat rekonstruksivisme dalam banyak sekali tingkat kebijakan dan praktisi pendidikan.
9.      Pendidikan nasional hendaknya mendapat proporsi alokasi dana yang cukup memadai.
10.  Realisasi pendidikan dalam konteks lokal diharapkan badan-badan pembantu dalam dunia pendidikan. Misalnya saja ‘Dewan Sekolah’ yang mempunyai kiprah untuk memberi masukan-masukan dalam banyak sekali aspek.
11.  Menetapkan model rekruitmen pejabat pendidikan secara profesional. Kompetensi dan sertifikasi guru dan dosen juga harus dilakukan dengan profesional. Pemerintah harus membentuk tubuh ‘independen’ profesi guru dan dosen yang anggotanya terdiri dari tenaga kependidikan profesional, terpercaya, dan bertanggung  jawab yang akan menilai kompetensi profesional, keilmuan, personal dan sosial dari guru dan dosen.
Paradigmanya ialah manajemen pendidikan harus sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Maka dinyatakan School Based Manajement (SBM) sebagai alternatif paradigma baru, dengan pendekatan akar rumput (grass root approach).
Untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan paradigma baru
manajemen pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, ratifikasi dan
evaluasi. Keempat pilar manajemen ini diharapkan pada risikonya bisa menghasilkan
pendidikan bermutu (Wirakartakusumah, 1998)

E.     Unsur-Unsur Utama Dalam Proses Manajemen
Dalam manajemen terdapat unsur-unsur atau komponen-komponen yang membuatnya menjadi suatu proses yang berifat mengatur dan mengontrol, unsur tersebur seperti:
1.      Perencanaan: ialah suatu kegiatan integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai[8]. Planning menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan tiba dan apa yang harus diperbuat semoga sanggup mencapai tujuan-tujuan itu.[9]
2.      Pengorganisasian: membuat penggunaan maksimal dari sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan planning dengan baik. Organizing berarti membuat suatu struktur organisasi dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga korelasi antarbagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh korelasi mereka dengan keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melaksanakan pengawasan dan memilih orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas.
3.      Leading/Kepemimpinan dan motivasi: menggunakan kemampuan di area ini untuk membuat yang lain mengambil kiprah dengan efektif dalam mencapai suatu rencana. Actuating ialah suatu tindakan untuk mengusahakan semoga semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai target sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Makara actuating artinya ialah menggerakkan orang-orang semoga mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara gotong royong untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan ialah kepemimpinan (leadership).
4.      Pengendalian: monitoting memantau kemajuan rencana, yang mungkin membutuhkan perubahan tergantung apa yang terjadi. Controlling ialah proses pengawasan performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan planning yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan problem yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum problem itu menjadi semakin besar mengevaluasinya.














BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Manajemen pendidikan ialah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Manajemen dalam pendidikan diharapkan untuk mengantisipasi perubahan global disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan sanggup bersaing dalam periode globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh forum pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas/mutu pendidikan dalam pengelolaannya.
Suatu sistem pendidikan sanggup dikatakan berkualitas/bermutu, kalau proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga akseptor didik sanggup belajar sebanyak mungkin melalui proses mencar ilmu yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan.Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun [10]dan dilaksanakan program-program pendidikan yang bisa membelajarkan akseptor didik secara berkelanjutan, lantaran dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya insan yang sanggup menguasai pengetahuan,keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Oleh lantaran itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas, diharapkan manajemen pendidikan yang sanggup menggerakkan segala sumber daya pendidikan.Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen akseptor didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Brantas, Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Alfabeta. 2009.
Dasar – dasar  menejemen
Oxford English Dictionary
Siswanto, Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
Vocational Business: Training, Developing and Motivating



[1] Dasar – dasar  menejemen hal 5
[3] Oxford English Dictionary
[5] Vocational Business: Training, Developing and Motivating
[8] Siswanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 70
[9] Brantas, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Alfabeta, 2009). H.28.

Related Posts

Comments

Subscribe Our Newsletter